Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

NUKLIR JEPANG : Dua Pertiga Rakyat Jepang Ingin PM Naoto Kan Mundur

Kamis, 21 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

KRISIS NUKLIR JEPANG

Dua Pertiga Rakyat Jepang Ingin PM Naoto Kan Mundur

Dua perempuan berjalan melewati bunga yang mulai bersemi di daerah yang dilanda tsunami di Otsuchi, Prefektur Iwate, Jepang, Senin (18/4). Parlemen Jepang menuntut Presiden Direktur Tepco, perusahaan pengelola PLTN Fukushima Daiichi, bertanggung jawab atas bencana yang terjadi.(AFP/TOSHIFUMI KITAMURA)***

TOKYO, Senin, EDUCATION SUN ONLINE - Tekanan dan desakan mundur terhadap Perdana Menteri Jepang Naoto Kan semakin besar, Senin (18/4). Sejumlah jajak pendapat yang digelar beberapa koran utama di Jepang menunjukkan, lebih dari dua pertiga rakyat Jepang tidak puas dengan kinerja perdana menteri dan ingin dia segera diganti.

Tiga koran besar di Jepang, yakni Nikkei, Mainichi Shimbun, dan Asahi Shimbun, menggelar jajak pendapat yang diumumkan hari Senin. Hampir 70 persen responden yang disurvei harian bisnis Nikkei menginginkan Kan segera diganti karena menganggap respons pemerintah terhadap bencana tidak memuaskan.

Masyarakat juga mengaku tidak puas dengan rencana program pengendalian krisis yang diumumkan Tokyo Electric Power Co (Tepco), perusahaan operator PLTN Fukushima Daiichi, sehari sebelumnya. Harian Mainichi Shimbun menganggap tidak ada yang konkret pada rencana tersebut. Sementara itu, Nikkei menyebut kerangka waktu pengendalian krisis nuklir tersebut tidak terlalu mempertimbangkan kepentingan penduduk di sekitar PLTN.

Di luar hasil jajak pendapat tersebut, Kan juga kembali menerima hujatan di parlemen. ”Anda harus menundukkan kepala untuk minta maaf. Anda jelas-jelas tak memiliki kepemimpinan sama sekali,” teriak Masashi Waki, anggota parlemen dari partai oposisi Partai Liberal Demokrat (LDP), kepada Kan dalam sesi sidang parlemen, Senin.

Seorang anggota parlemen lain menuding Kan tidak siap menangani bencana ini sejak awal. Ia mengutip pengakuan Kan sendiri bahwa ia tidak bisa mengingat secara detail latihan tanggap darurat bencana yang menyimulasikan kecelakaan nuklir seperti di PLTN Fukushima Daiichi, tahun lalu.

Kan hanya bisa membela diri dengan mengatakan, krisis dalam skala sebesar ini belum pernah terjadi di Jepang sebelumnya.

”Jepang sudah banyak mengalami krisis sebelum ini, tetapi saya yakin ini adalah krisis terbesar selama 65 tahun sejak Perang Dunia II berakhir. Mulai sekarang, kita tetap harus menjalankan strategi kita dalam dua hal,” tutur Kan, mengacu pada usaha pembangunan kembali wilayah yang terkena tsunami dan penyelesaian krisis nuklir di Fukushima.

Mencari dana

Selain menghadapi kritik keras, Pemerintah Jepang juga menghadapi masalah bagaimana mendapatkan biaya untuk pembangunan kembali pada saat utang negara sudah dua kali lipat dari nilai produk domestik bruto senilai 5 triliun dollar AS. Pemerintah masih berusaha menghindari pilihan menerbitkan obligasi baru senilai 4 triliun yen (48 miliar dollar AS) sebagai dana darurat awal meski kelihatannya Jepang tak punya pilihan lain lagi dalam kondisi seperti ini.

Pihak oposisi di parlemen menentang usul Partai Demokrat Jepang (DPJ), yang berkuasa saat ini, untuk menaikkan pajak guna membiayai rekonstruksi Jepang itu. Namun, mayoritas responden jajak pendapat mendukung ide menaikkan pajak.

”Saya ingin meminta rakyat untuk memikul bersama beban ini seluas-luasnya. Sementara kami meninjau kembali semua pembelanjaan dan pendapatan (negara) untuk mengumpulkan dana (rekonstruksi), semua orang perlu berbagi derita,” ungkap Deputi Menteri Keuangan Jepang Fumihiko Igarashi.

Para pengamat politik menambahkan, pergantian pucuk pimpinan pemerintahan Jepang diduga tak akan terjadi dalam waktu dekat meski Kan mendapat hujan kritik dan desakan mundur.

”Pada saat kita harus bekerja untuk membangun kembali setelah gempa, tidak mungkin menjalankan pemungutan suara untuk mengubah kepemimpinan DPJ atau menggelar pemilihan umum,” tutur Hajime Ishii, anggota majelis tinggi dari DPJ.

Masih tinggi

Dari PLTN Fukushima Daiichi dilaporkan, dua robot Packbots buatan AS berhasil memasuki bagian dalam bangunan reaktor Unit 1 dan 3, Minggu. Dari hasil pengukuran robot-robot ini, tingkat radiasi masih mencapai 49 milisievert per jam di dalam reaktor Unit 1 dan 57 milisievert per jam di dalam Unit 3, atau masih terlalu berbahaya bagi manusia.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS (EPA), batas aman paparan radiasi bagi pekerja nuklir di AS adalah 50 milisievert per tahun.(Reuters/AP/AFP/DHF)***

Source : Kompas, Selasa, 19 April 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tepco: Reaktor Stabil 6-9 Bulan Lagi

Senin,

18 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

KRISIS JEPANG

Gambar Illustrasi dari berbagai sumber.

KRISIS JEPANG

Tepco: Reaktor Stabil 6-9 Bulan Lagi

TOKYO, Minggu, EDUCATION SUN ONLINE - Untuk pertama kalinya perusahaan operator PLTN Fukushima Daiichi, Tokyo Electric Power Co, secara resmi memberikan perkiraan kerangka waktu penyelesaian krisis nuklir di PLTN tersebut, Minggu (17/4).

Tokyo Electric Power Co (Tepco) memperkirakan butuh waktu 6-9 bulan sampai kondisi stabil dan warga di sekitar PLTN bisa kembali ke rumah masing-masing.

Kondisi stabil bisa tercapai setelah reaktor-reaktor nuklir yang rusak akibat gempa dan tsunami memasuki tahap pemadaman dingin (cold shutdown). Ini adalah tahapan saat tidak terjadi lagi reaksi nuklir di teras reaktor dan suhu air pendingin berada di bawah 100 derajat celsius.

Dalam pengumuman yang disampaikan pemimpin Tepco, Tsunehisa Katsumata, ini disebutkan, program pengendalian krisis nuklir di Fukushima Daiichi akan dilakukan dalam tiga tahap.

Tahap pertama, yang ditargetkan selesai dalam tiga bulan, adalah menstabilkan reaktor dengan memastikan seluruh batang bahan bakar nuklir di teras reaktor dalam kondisi terendam air, kemudian menyuntikkan nitrogen ke dalam teras reaktor.

Selain itu, Tepco juga akan menambal kebocoran di reaktor Unit 2 dengan sejenis semen yang akan menahan air pendingin di dalam lapisan pelindung bertekanan. Selain itu, mereka juga akan membangun fasilitas penampung dan pemroses air limbah radioaktif serta menutup seluruh bangunan reaktor dengan semacam kain khusus guna mencegah kebocoran radiasi.

Setelah tahap pertama selesai, dilanjutkan dengan tahap menjaga kestabilan pemadaman dingin dan memasang sistem penyalur panas di kolam-kolam penampung bahan bakar bekas.

Setelah kondisi stabil, dalam jangka panjang Tepco berniat memasang sistem pemrosesan air limbah yang lebih lengkap dan akan menutup seluruh reaktor dengan dinding beton. Pada tahap ini seluruh bahan bakar akan dipindahkan dari teras reaktor dan kolam penampung.

Meski rencana Tepco tersebut terdengar sangat rapi dan lengkap, para pejabat Pemerintah Jepang mengingatkan kondisi saat ini masih jauh dari stabil. ”Dengan kondisi saat ini, (pemaparan rencana) itu adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Namun, tak berarti kondisi reaktor sudah stabil,” tutur juru bicara Badan Keselamatan Industri dan Nuklir Jepang (NISA), Hidehiko Nishiyama.

Hari Sabtu, tingkat radiasi di laut dekat PLTN kembali naik hingga 6.500 kali lipat di atas batas yang diizinkan. Para pekerja Tepco langsung menuangkan karung-karung berisi pasir dan zeolit, mineral yang bisa menyerap isotop radioaktif cesium.

Mereka juga mengirim dua robot buatan AS untuk mendeteksi radiasi, suhu, kelembaban, dan jumlah oksigen di dalam reaktor Unit 3.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton berkunjung singkat selama 5,5 jam ke Tokyo, Minggu, dan sempat bertemu PM Naoto Kan, Menlu Jepang Takeaki Matsumoto, dan Kaisar Jepang Akihito serta Permaisuri Michiko. Hillary mengungkapkan keyakinannya, Jepang akan mampu bangkit dari krisis. (AP/AFP/Reuters/DHF)***

Source : Kompas, Minggu, 16 April 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penolakan PLTN Mulai Dikampanyekan

Sabtu,

16 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

KELISTRIKAN

Penolakan PLTN

Mulai Dikampanyekan

PANGKAL PINANG, EDUCATION SUN ONLINE - Kampanye penolakan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (15/4), dilakukan di desa-desa yang akan menjadi calon lokasi pembangunan. Selain menggalang tanda tangan dari warga, mereka juga memutar film tentang bahaya nuklir.

Koordinator Forum Lingkar Studi Progresif Babel (FLSPB), Andira, menuturkan, pengumpulan tanda tangan dimulai dari Desa Kemang Masam dan Desa Air Putih. ”Kedua desa itu direncanakan sebagai lokasi pembangunan PLTN,” tuturnya di Muntok.

FLSPB menyampaikan sejumlah dampak PLTN di beberapa negara. Pasalnya, selama ini banyak masyarakat tidak tahu wilayah mereka akan dijadikan lokasi pembangunan PLTN. ”Sosialisasi sangat terbatas dan lebih sering hanya menyampaikan kebaikan-kebaikan PLTN saja. Tidak disinggung bahaya-bahaya seperti radiasi radioaktif dan ledakan seperti di Jepang sekarang,” tutur Andira.

Pegiat Laskar Bangka Belitung Tolak Nuklir, Fahrizan, mengatakan, di Desa Permis, Bangka Selatan, pihaknya memutar dampak ledakan reaktor Chernobyl. Desa ini juga direncanakan sebagai lokasi pembangunan PLTN. ”Kami ingin memberi pandangan lain soal PLTN kepada masyarakat setempat,” ujarnya.

Sebelumnya, oleh pemerintah sebagian tokoh masyarakat desa itu dikumpulkan di Toboali, ibu kota Bangka Selatan. Di sana ada sosialisasi soal PLTN yang lebih banyak berisi dampak negatif. ”Masyarakat Permis dijanjikan bisa bekerja di PLTN. Tidak pernah dijelaskan apa kriteria calon pekerja PLTN. Masyarakat hanya dibuai mimpi,” ujarnya.

Laskar Bangka Belitung Tolak Nuklir (B-TON) juga menggandeng beberapa kelompok masyarakat untuk mengampanyekan penolakan PLTN di Babel.

Mereka juga memasang aneka poster dan spanduk penolakan PLTN di berbagai kabupaten di Babel. ”Kami butuh listrik, bukan nuklir,” tuturnya. (RAZ)***

Source : Kompas, Sabtu, 16 April 2011

KOMENTAR

Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini.


  • Agus Panca Putera

Sabtu, 16 April 2011 | 10:55 WIB

Yg menolak PLTN terutama teknology Nuklir di Indonesia adalah PENGHIANAT. Berarti mrk cecunguk asing yg tdk ingin Indonesia maju. Pasti aktifitas mrk didanai asing. Kita butuh teknology Nuklir dr reaktor, PLTN hingga Nuclear Ballistic Missile sehingga Indonesia tdk jd macan ompong

Balas tanggapan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Seperlima Reaktor Nuklir Rawan Gempa

Senin,

11 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

Seperlima Reaktor Nuklir Rawan Gempa

Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: Tri Wahono

Yasushi Kanno Reaktor nuklir nomor 1 di pembangkit Fukushima Daiichi di Okumamachi, Prefektur Fukushima, Jepang. (AP Photo/The Yomiuri Shimbun)***

EDUCATION SUN ONLINE - Risiko gempa menjadi salah satu pertimbangan penting untuk memilih lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Namun, bukan berarti di daerah rawan bencana tak dibangun PLTN selama ini. Jepang termasuk salah satu negara rawan gempa yang banyak membangun reaktir nuklir untuk kebutuhan energi tersebut.

Berdasarkan data World Nuclear Association (WNA), 20 persen dari 440 reaktor komersial yang kini dioperasikan di berbagai belahan dunia berada di wilayah rawan gempa. Beberapa dari 62 reaktor yang kini masih di dalam konstruksi juga berada di zona rawan gempa, bersama dengan 500 unit yang sedang dalam upaya pengembangan, terutama di negara berkembang cepat.

Banyak kalangan industri tenaga nuklir mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah. Pembangunan reaktor dikatakan telah memperhitungkan faktor tersebut. Berdasarkan WNA, reaktor telah didesain untuk bisa bertahan dengan gempa terbesar yang diprediksikan bisa terjadi di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir dibangun.

Namun, seismolog meragukan perhitungan yang telah dibuat oleh para perancang PLTN. Terutama menyangkut gempa yang di luar prediksi, seperti gempa bermagnitud 9 yang terjadi di Jepang Jumat lalu. Seismolog mengatakan, peristiwa tersebut kadang hanya terjadi sekali dalam seratus tahun, namun rekaman sejarah tentangnya sangat kurang.

Berkaitan dengan kejadian di Jepang, seismolog United State Geological Survey (USGS) yang memiliki spesialisasi patahan dan di dekat Jepang Ross Stein mengatakan, "Jepang kurang memperhitungkan magnitud gempa yang mungkin terjadi di wilayah tersebut." Ia mengatakan, seharusnya dibuat evaluasi lagi tentang perkiraan magnitud gempa maksimum yang bisa terjadi di seluruh area.

Berdasarkan Global Seismic Hazard Map, reaktor Jepang berada dalam wilayah yang berisiko "sangat tinggi" dan "tinggi" dari ancaman gempa pada setengah abad mendatang. Berdasarkan rekaman historis dan geologis, teknologi tinggi saat ini menunjukkan Peak Ground Acceleration (PGA) yang wilayah itu bisa alami dalam 50 tahun mendatang dengan kemungkinan 10 persen.

Peak Ground Acceleration (PGA) adalah indeks kekuatan gempa di permukaan Bumi. Tak seperti skala Richter dan Moment Magnitude Scale (terakhir adalah yang digunakan saat ini), PGA tidak mengukur energi yang dilepaskan saat gempa, tapi seberapa kuat muka bumi "bergoyang" dalam gempa yang terjadi di wilayah tertentu.

Enam reaktor milik Cina berada pada zona beresiko sedang, sedangkan reaktor milik Korea Selatan yang menyuplai 30 persen dari kebutuhan energi listrik negara tersebut beresiko rendah. Sementara reaktor milik Taiwan tergolong terletak di wilayah beresiko tinggi. Demikian pula 4 reaktor di California dan di Washington.

Di luar wilayah cincin api, wilayah rawan gempa dengan instalasi reaktor nuklir ada di wilayah Asia selatan dan Tengah. Instalasi di Pakistan dan India utara memiliki resiko sedang, beserta 2 reaktor (1 dalam konstruksi dan 1 sedang direncanakan) di Iran. Di Eropa, ancaman aktivitas seismik terhadap reaktor relatif rendah, dengan perkecualian di beberapa lokasi, misalnya reaktor eksperimen di Perancis tenggara. ***

Source : Kompas.com, Rabu, 16 Maret 2011 | 17:28 WIB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG : Skala Bencana di Luar Perkiraan

Minggu,

10 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG

Skala Bencana di Luar Perkiraan

Editor: Egidius Patnistik

Tsunami Jepang. (AP Photo)***

TERKAIT:

JAKARTA, EDUCATION SUN ONLINE Gempa besar yang melanda Jepang dan memicu tsunami, Jumat (11/3/2011), di luar perkiraan Japan Meteorological Agency. Namun, mereka sangat siap mengantisipasi hal ini.

”Besarnya gempa 8,9 skala Richter di luar dugaan JMA (Japan Meteorological Agency). Ada beberapa lempeng yang bergerak di dekat daerah Miyagi,” kata Bambang Rudyanto, penasihat senior Asian Disaster Reduction Center yang dihubungi dari Jakarta melalui surat elektronik, Jumat. ”Gempa susulan masih terus terjadi. Kereta dan pesawat, termasuk operasional Bandara Narita, sempat dihentikan,” katanya.

Walaupun skala bencana di luar dugaan, menurut Rudyanto, Pemerintah Jepang dan masyarakatnya terlihat telah mempersiapkan diri dengan baik. Hal ini terlihat dari sedikitnya korban jika dibandingkan dengan gempa dan tsunami yang nyaris setara yang pernah melanda Aceh tahun 2004.

”Dua jam setelah gempa melanda, PM Naoto Kan menggelar jumpa pers dan mengumumkan task force khusus dengan dia sebagai ketuanya,” kata Rudyanto.

Kesigapan pemerintah dan masyarakat sipil Jepang dalam menghadapi bencana juga disampaikan warga negara Indonesia di Jepang. Junanto Herdiawan, warga Indonesia yang tinggal di Tokyo, mengatakan, ”Luar biasa kesigapan Pemerintah Jepang, mereka langsung menetapkan kondisi darurat. Dan betapa masyarakat percaya kepada pemerintahnya. Tidak terjadi kekacauan.”

Menurut Junanto, sebulan dua kali pihak kelurahan di tempat dia tinggal memperingatkan bahwa gempa besar menanti Jepang. ”Anak saya sudah diberi tahu guru bahwa akan datang gempa besar 100 tahun sekali. Secara rutin mereka latihan di sekolah,” katanya.

Saat gempa terjadi anaknya yang masih berusia delapan tahun masih berada di sekolah. Namun, Junanto mengaku tidak khawatir dengan keselamatan anaknya. ”Gurunya sudah menjamin anak-anak aman di sekolah. Mereka juga sudah dilatih untuk itu,” ujarnya.

Dina Faoziah, mahasiswi program doktor di Tokyo University of Agriculture and Technology, asal Semarang, juga menuturkan, Pemerintah Jepang sangat siap menghadapi bencana ini. ”Mereka menyiapkan sistem dan warga dengan baik. Simulasi gempa dan tsunami di daerah pesisir dilakukan di sekolah-sekolah. Bahkan, bayi pun dibiasakan menjalani simulasi,” katanya. Karena itu, walaupun gempa sangat besar, Dina tetap tenang. (AIK)***

Source : Kompas Cetak, Sabtu, 12 Maret 2011 | 06:33 WIB

Ada 14 Komentar Untuk Artikel Ini.


  • Aki chan

Senin, 14 Maret 2011 | 12:33 WIB

Di sini boro-boro peringatan, begitu ada bencana para pejabat, pakar "tell me" pada berlomba-lomba komentar, orang2 DEPSOS menyanyi lagu "tangismu senyumku"


  • achmadi surya

Minggu, 13 Maret 2011 | 05:40 WIB

kapan dicontoh oleh pemerintah Indonesia ????


  • Garuda Emas

Sabtu, 12 Maret 2011 | 13:33 WIB

ini baru pemerintah yg benar....semoga pemerintah kita bisa belajar dari Jepang, mengingat potensi bencana di negara kita sangat besar dan banyak..


  • nana quirana

Sabtu, 12 Maret 2011 | 10:54 WIB

Perlu dicontoh Indonesia yg sama2 negara rawan bencana. semua rakyat harus diberi pembekalan pengetahuan soal menghadapi segala bencana. pelatihan jangan cuma pas setelah bencana. harus diwaspadai setiap saat.


  • agus susianta

Sabtu, 12 Maret 2011 | 10:29 WIB

Bagus kalau selalu ada simulasi gempa... Bgaimana dengan masyarakat Indonesia di pesisir Indonesia? Sudahkah masuk kurikulum?


  • MOHAMAD BAROK

Minggu, 13 Maret 2011 | 20:49 WIB

bagaimana mau belajar gempa? sekolahan di sini yang diutamakan biaya, rakyat pusing urusin biaya sekolah yang mahal. yang lain no. sekian..... hehe.....


  • otto cangkung

Sabtu, 12 Maret 2011 | 10:10 WIB

INDONESIA HARUS BELAJAR BANYAK DARI JEPANG UNTUK URUSAN KESIGAPAN BENCANA YANG MEMINIMALISIR KORBAN JIWA.


  • MOHAMAD BAROK

Minggu, 13 Maret 2011 | 20:47 WIB

tidak hanya uruusan kesigapan, soal etika pun kita harus belajar banyak dari jepang


  • Romi Susanto

Sabtu, 12 Maret 2011 | 08:43 WIB

sebaiknya di Indonesia jg dilatih anak2x dlm menghadapi setiap bencana yg tidak diduga suatu waktu bisa terjadi krn di negara kt jg rawan terjadi gempa, banjir dll.


  • atim suradji

Sabtu, 12 Maret 2011 | 08:11 WIB

ikut prihatin atas musibah yg menimpa saudara tua kita..jepang. kapan ya kita bisa meniru cara2 mrk mengatasi musibah......yaaaaahh, mash jauh...boro2 mau meniru. Sumbangan bencana aja dikorupsi...!!!!


  • Andri_maskumambang

Sabtu, 12 Maret 2011 | 07:46 WIB

Patut di contoh dalam kesigapan menghadapi bencana.........saluuuuuuutttttttttt.


  • Ronnyatheos Matheos

Sabtu, 12 Maret 2011 | 07:37 WIB

itulah Jepang...Negara yg perduli dengan Rakyatnya.....


  • zahra assifa

Sabtu, 12 Maret 2011 | 07:33 WIB

coba kalo indonesia sprtiitu......


  • Harri Poernomo

Sabtu, 12 Maret 2011 | 07:23 WIB

kapan pemerintah Indonesia bisa menangani masalah bencana dengan profesional seperti jepang??? gak mau belajar kali yak??

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hujan Asam Bayang-bayang Dilema PLTN

Kamis,

7 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

KEAMANAN LINGKUNGAN

Hujan Asam Bayang-bayang Dilema PLTN

Ledakan di instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, sempat memicu beredarnya kabar bohong, yaitu hujan asam bakal menerjang wilayah searah barat daya Jepang sampai 5.000 kilometer. Kabar bohong teratasi, kekhawatiran lain muncul, yaitu hujan asam menjadi bayang- bayang dilema penutupan PLTN.

Hujan asam adalah hujan dengan keasaman tinggi. Sekilas sama dengan hujan biasa. Yang membedakan, tingginya kandungan asam pada air hujan asam dapat merusak kulit, mematikan tumbuhan, dan menyebabkan logam-logam cepat berkarat.

Secara ekstrem, akumulasi asam tinggi di alam bisa memusnahkan seluruh spesies di sebuah danau.

Ada dua penyebab utama hujan asam, yaitu alami dan ulah manusia. Salah satu penyebab alami adalah letusan gunung berapi. Sementara ulah manusia terkait penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak di dunia industri (pabrik), kendaraan bermotor, hingga pembangkit listrik.

Penjelasannya, hasil pembakaran energi fosil akan menjadi polutan bagi atmosfer. Komposisi polutannya membawa sifat asam yang meliputi asam sulfat, asam nitrat, atau klorida.

Letusan gunung berapi misalnya, yang menimbulkan berbagai komposisi asam di atmosfer. Penggunaan pupuk pertanian juga menimbulkan asam, tetapi persentasenya berbeda-beda.

Berbagai komposisi asam itu penyebab utama pengendapan asam di atmosfer. Secara teknis, pengendapan asam dari atmosfer ke permukaan bumi tak hanya melalui air hujan, tetapi juga melalui salju, kabut, embun, dan aerosol.

Hujan asam biasanya memiliki perbandingan 62 persen asam sulfat, 32 persen asam nitrat, dan 6 persen asam klorida.

Bukan dari PLTN

Menurut Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman, hujan asam tidak mungkin terjadi akibat proses reaksi nuklir. Hujan asam juga kecil kemungkinannya akibat ledakan hidrogen di instalasi PLTN Fukushima.

Oleh karena itu, As Natio memastikan bahwa hujan asam sebagai dampak ledakan di instalasi PLTN Fukushima—seperti yang banyak beredar selama ini—sebagai kabar bohong. Ia menduga, informasi hujan asam berkembang pascatindakan darurat pekerja PLTN Fukushima saat mendinginkan reaktor nuklir menggunakan zat boron, yang menghasilkan asam borat.

”Asam borat tidak menyebabkan hujan asam. Asam borat justru baik untuk kulit sehingga banyak digunakan di industri kosmetik,” katanya.

Ahli nuklir Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sihana, mengatakan, tidak ada hujan asam yang ditimbulkan dari proses reaksi nuklir. Ledakan dan kebakaran di PLTN Fukushima akibat suhu tinggi dan ledakan hidrogen.

”Kebakaran di unit 4 PLTN Fukushima diperkirakan akibat bocornya refrigerant pendingin tempat penyimpanan limbah bahan bakar nuklir,” katanya.

Dilema PLTN

Ledakan di PLTN Fukushima akibat gempa dan tsunami tak dimungkiri menginspirasi publik, seperti di Jerman dan negara lain untuk menekan pemerintahnya agar sesegera mungkin menutup PLTN berisiko.

Para analis karbon di Eropa mulai menimbang dampak penutupan PLTN. Matteo Mazzoni, seorang analis karbon Italy’s Nomisma Energia, seperti dikutip Reuters, Rabu lalu, menyebutkan, ada imbas potensi hujan asam makin besar dari rencana penutupan tujuh PLTN tertua di Jerman pada Juni 2011.

Imbas itu akibat suplai karbon dioksida yang bertambah 8 juta-11 juta ton karbon dioksida dalam sebulan. Alasannya, suplai listrik dari tujuh PLTN tertua di Jerman itu belum memungkinkan diganti semuanya dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Produksi energi terbarukan masih terlampau sedikit. Sejauh ini, energi dari bahan bakar fosil yang dianggap paling memungkinkan. Fakta ini menjadi tantangan dunia.

Di sanalah dilema muncul. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil jelas-jelas meningkatkan konsentrasi polutan, yang menjadi penyebab hujan asam.

Di dunia, saat ini setidaknya tercatat ada 437 reaktor nuklir. Potensi bahaya reaktor nuklir memang besar. Namun, dari 437 reaktor itu, sejauh ini hampir semuanya terbukti mampu dikendalikan.

Masyarakat pun menerima banyak manfaat berupa energi listrik dari PLTN, yang jauh lebih murah dibandingkan listrik dari bahan bakar fosil. Di sisi lain, ancaman radiasi nuklir nyata adanya.

Kini, ketika ada keinginan menutup operasional reaktor nuklir, pada saat bersamaan ada ancaman lain, yaitu hujan asam yang bisa jadi bukan lagi kabar bohong. (NAWA TUNGGAL)***

Source : Kompas, Sabtu, 19 Maret 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menghitung Efek Tsunami

Rabu,

6 April 2011

EDUCATION SUN ONLINE

EKONOMI INTERNASIONAL

Menghitung Efek Tsunami

Meskipun menimpa Jepang, yang lokasinya jauh dari Indonesia, bencana gempa dan tsunami di Negeri Sakura tersebut ternyata berimbas banyak bagi perekonomian Indonesia. Sejumlah kalangan bahkan khawatir bencana di Jepang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi kita.

Jika melihat data ekonomi yang ada, kekhawatiran tersebut mungkin beralasan. Pertama, Jepang merupakan negara kreditur terbesar bagi Indonesia. Dari total pinjaman sebanyak 68,04 miliar dollar per 31 Desember 2010, sekitar 44,8 persen di antaranya atau senilai 30,49 miliar dollar AS berasal dari Jepang.

Kredit dari Jepang banyak digunakan untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Jika kredit terhambat, otomatis pembangunan infrastruktur ikut terkendala. ”Sejauh ini belum ada kejelasan Jepang terkait kelanjutan kredit tersebut. Kami berharap tidak ada penghentian atau penundaan, meski mereka sedang butuh banyak dana untuk pemulihan dalam negeri,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri, Suryo B Sulisto.

Tak hanya itu, Jepang juga menjadi investor terbesar nomor dua dalam hal penanaman modal langsung. Sepanjang tahun ini, nilai investasi langsung Jepang tercatat 15 miliar dollar. Menteri Perindustrian MS Hidayat pun waswas investasi tersebut akan terhambat.

Sebagai negara tujuan ekspor utama, Jepang menjadi mitra dagang penting bagi Indonesia. Pada 2010, nilai ekspor nonmigas ke negara itu mencapai 16,49 miliar dollar dan menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor. Barang-barang yang diekspor ke Jepang berupa minyak, gas alam, batubara, hasil tambang lainnya, tekstil, dan produk tekstil, serta perlengkapan listrik.

Tahun lalu impor dari Jepang tercatat 16,91 miliar dollar atau sekitar 15,62 persen dari total nilai impor. Jepang menempati posisi kedua dalam hal impor, sementara posisi pertama ditempati oleh China. Posisi strategis Jepang juga terjadi pada sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan dari Jepang per tahun berkisar 475.000-525.000 orang.

Selama lebih dari 50 tahun Jepang juga telah memberikan berbagai bentuk bantuan ke Indonesia. Bantuan tersebut banyak terfokus pada bidang industri, peningkatan teknologi pertanian, pendidikan sumber daya manusia serta bantuan ekonomi pada saat krisis ekonomi melanda Asia tahun 1997. Saat gempa mengguncang Aceh dan Yogyakarta, Jepang juga turut andil.

Fakta-fakta tersebut di atas menggambarkan betapa pentingnya posisi Jepang bagi perekonomian Indonesia. Jadi sangat wajar bila tragedi tsunami di negeri mereka bisa berdampak ke kita. (ENY PRIHTIANI)***

Source : Kompas, Sabtu, 19 Maret 2011

KOMENTAR

Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini.


  • anthony kusumo

Jumat, 18 Maret 2011 | 19:11 WIB

maksimumkan industri lokal utk keperluan dalam negeri, kurangi impor ..

Balas tanggapan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS